37 Chapter 37

Setelah kami sampai, Lelouch menyiapkan dan memasang beberapa kamera pengitai di hampir setiap sudut rumah. Didalam dan diluar. Kecuali kamar mandi tentunya. Kalau disana dipasang juga… aku menjamin laptop kesayangan Lelouch itu tak akan utuh lagi. Kamera-kamera itu untuk mengintai dan mempersiapkan diri kalau-kalau Mao datang kemari. Karena disini ada Nunally, keamanan harus lebih diperketat.

Sore Harinya…

Hari ini hanya ada Lelouch, Nunally, C.C, dan aku di rumah. Lelouch memberikan hari libur pada Sayako. Seperti biasa, Aku dan C.C berdiam di kamar Lelouch. Sejak tadi C.C terus memandangi kamera yang dipasang di kamar ini, seperti mengisyaratkan sesuatu pada sang pengawas kamera alias Lelouch. Aku duduk di kasur sambil memeluk boneka pizza milik C.C yang memang lembut dan empuk sekali. Pantas saja C.C sering memeluk boneka ini.

Sambil terus memeluk boneka, aku berbicara pada C.C. "Hei, C.C. kalau Lelouch tak berhasil memenuhi kontraknya dengan mu, apakah kau akan membuangnya juga seperti pada Mao?". Aku semakin mengeratkan pelukanku saat C.C membalikkan badannya dan mulai menjawab pertanyaanku "Itu mungkin. Bagaimanapun aku memberikan Geass padanya agar satu keinginanku terpenuhi. Itulah maksud dari kontrak ini. Kalau gagal, berarti kontraknya pun gagal dan.." Sebelum C.C menyelesaikan kata-katanya, aku memotongnya "Apa kau… benar-benar sangat ingin mati?". C.C tak menjawabnya dan malah berjalan ke arahku, mengambil boneka yang kupegang, lalu duduk di sisi kasur yang berbeda dan memeluk boneka itu. Setelah itu barulah dia bicara "Kau sudah tahu itu". "Bukan berarti aku tahu segalanya" kali ini aku kembali bicara.

Setelah beberapa waktu, terlihat pintu dibuka dan masuklah Lelouch. Dari raut wajahnya dapat terlihat kalau ada perasaan kesal dan khawatir yang bergabung jadi satu. Tanpa berkata apapun dia langsung menuju meja belajarnya dan sepertinya dia hendak mengerjakan tugas sekolahnya. Tapi walaupun begitu, tampak sekali niatnya untuk belajar sedang kecil sekali. "Kau tahu? Mungkin saja sekarang ini Mao sedang mempersiapkan rencana untuk menjatuhkanmu" Tiba-tiba C.C berkata dan itu membuat Lelouch bangkit dari kursinya sambil terus memainkan pensil mekanik yang sejak dari tadi dimainkannya. C.C menyuruh Lelouch untuk tidak terus diam dan mengambil tindakan atas Mao.

Lelouch mengatakan kalau dia akan menggunakan Kuro no Kishidan untuk mencari Mao, tapi C.C tak menyetujuinya dengan alasan Mao bisa saja ada di Ghetto maupun Tokyo. "Tidak, dia akan menemui kita di Tokyo malam ini". Kataku yang sejak sudah tak memegang boneka kini beralih memegang bantal. "Tokyo?" Lelouch dan C.C berkata serentak. "Kau mulai lagi ya? Baiklah kalau begitu, dimana dia akan muncul?" Lelouch bertanya berdasarkan kata-kataku tadi yang sebetulnya aku kelepasan mengatakannya. Aku melepaskan pelukanku pada bantal dan meletakkan bantal itu di pangkuanku sambil berkata " Tidak lama lagi akan ada telepon dari Mao. kau jawab saja, pasti tahu nanti". "Tidak lama lagi itu kapan?" Dengan wajah agak kesal Lelouch bertanya. Aku tak menjawab pertanyaannya dan memindahkan bantal yang kupegang ke atas kasur lalu menarik kakiku ke atas kasur dan tiduran dengan menggunakan bantal tadi. "Oi…" Lelouch memanggilku, tapi sebelum dia melanjutkan kata-katanya aku memotongnya "Ngantuk. Mau tidur" dan dengan segera kupejakan mataku. Rasa lelah yang tak asing kini kembali menghampiri. Sebelum sampai ke alam mimpi, aku jadi kepikiran sesuatu, ya, ada yang aneh. Ada yang hilang. Seharusnya Lelouch masih melanjutkan melepaskan amarah kesalnya pada C.C hingga C.C ngambek ingin berpisah sementara untuk menangani Mao dan ingin pindah ke bangunan sebelah. Tapi itu tak terjadi. Entah tak terjadi atau menjadi tertunda karena ulahku. Tapi aku tak sempat memikirkan itu lagi karena sudah tertidur.

Keesokan Paginya

Saat aku terbangun, ternyata matahari pagi sudah terang dan Lelouch sudah bersiap-siap untuk ke sekolah. Sepertinya aku tidur lama sekali. Aku tak melihat C.C dimanapun di ruangan ini. Apa mungkin setelah aku tidur, Lelouch dan C.C melanjutkan pembicaraan dan C.C pindah ke bangunan sebelah?

"Lelouch… C.C dimana?" Tanyaku dengan nada khas baru bangun tidur. "Dia pergi duluan mencari info mengenai Mao" Jawabnya datar. Apakah mereka tadi malam melanjutkan percakapan itu…?

"Lelouch, apa C.C pindah ke bangunan sebelah?" tanyaku setengah ragu. "Apa maksudmu?" Lelouch menjawab balik dengan pertanyaan. Wajahnya terlihat bingung mendengar pertanyaanku. Kalau begitu C.C tidak jadi pindah ke gedung sebelah. Tapi ada satu lagi yang ingin aku konfirmasikan "Apa kau mengatakan kata-kata tajam padanya?" kali ini Lelouch diam sejenak lalu menjawabku "Kata-kata kejam? Maksudmu mengenai apa yang dilakukannya dan konsekuensi dari kekuatan yang diberikannya (geass) itu?" Aku mengangguk. Lelouch hanya memandangku lalu membuang mukanya kesamping. Sepertinya itu tanda kalau dia memang mengatakannya pada C.C.

Entah kenapa tiba-tiba saja keluar perkataan dari mulutku "Lelouch, kau tahu apa bedanya anugrah dan kutukan?" Mendengar kata-kataku Lelouch kembali menghadapkan wajahku seperti serius mendengar ucapanku dan ingin menengar kelanjutannya. "Apabila seseorang menginginkannya, itu disebut anugrah… berkah. Tapi jika tak diinginkan… maka dapat menjadi kutukan. Contohnya keabadian yang dimiliki C.C" Raut wajah Lelouch kini berubah, menjadi raut wajah yang tak dapat kumengerti. "C.C sama sekali tak menginginkan keabadian itu. Dia dipaksa mendapatkan keabadian. Perputaran kutukan yang tiada akhir". Kali ini Lelouch mengeluarkan suaranya "Perputaran kutukan tiada akhir? Apa maksudmu?" Lelouch bertanya. Tapi kurasa aku harus berhenti disini. Aku tak boleh membeberkan lebih banyak lagi. Seperti sebelumnya, aku memasang gerakan menginci mulut dan membuang kuncinya. Otomatis pertigaan siku kembali muncul di dahi Lelouch.

Maaf lama ya….

Mohon Review nya ^_^

Salam,

Kawaihana
RECENTLY UPDATES