35 Chapter 35

Yuka POV

Kedua tangan Shirley yang kini semakin erat memegang pistol yang sedari tadi dipegangnya itu kini terlihat semakin siap untuk menarik pelatuk dan menembakkan isi dari pistol itu yang tentunya sasaran tembakannya itu tak lain adalah Lelouch. Sambil berkata kalau dirinya pun akan ikut menanggung dosa dan bunuh diri setelah dia membunuh Lelouch.

Aku kembali mencoba untuk menghentikan Shirley. "Kumohon Shirley, hentikan. Kau tentunya tak menginginkan ini kan? Kau ini sedang dipermainkan oleh orang ini!" Kataku sambil mengarahkan jariku pada Mao. Raut wajah Shirley sama sekali tak beubah dan pegangan tangannya pada pistol yang digenggamnya itu pun sama sekali tak melonggar, Justru Mao yang bereaksi dengan kata-kataku itu. "Wah wah Nona. Kenapa aku yang kau salahkan. Kau juga tahu sendiri kan, Mereka berdua sama-sama berdosa. Pembunuh dan Pencuri. Ah! Kau pun termasuk kan" Mao membalas kata-kataku dengan nada liciknya itu yang juga seperti berusaha untuk mempengaruhiku juga.

Tak tahan mendengar percakapan itu, Lelouch mulai kehabisan kesabaran dan hendak membentak Mao, tapi aku menghentikannya. "Berhenti Lelouch! Kalau kau terus keluarkan emosimu, itu akan semakin mudah baginya untuk mempermainkan pikiranmu". Lelouch yang mendengar kata-kataku itu pun mengerti dan berusaha mengontrol emosinya. Dia berbalik kembali menghadap Shirley sambil meyakinkan Shirley untuk menghentikan apapun yang akan dilakukannya itu. Tapi kata-kata Lelouch tak berhasil. Shirley malah semakin mengamuk dan menembakkan pistol yang dipegangnya. Melihat itu tubuhku kembali bergerak reflex mendorong tubuh Lelouch untuk menyingkir dari garis laju peluru itu. Hasilnya peluru yang ditujukan pada Lelouch menyerempet bahu atas ku dan membuat luka yang mengeluarkan darah. Dari yang tadi kulihat saat Shirley menembakkan pistol itu, arah pelurunya hampir dipastikan akan mengenai wajah Lelouch, padahal yang kutahu seharusnya itu meleset dan hanya mengenai rambutnya saja. Kalau tadi aku tak mendorong Lelouch, mungkin wajahnya kini sudah memiliki lubang.

Saat aku mendorong Lelouch, dari saku baju Lelouch keluar foto-foto yang diambil dari kamar Shirley. Tatapan Shirley bagaikan terpaku pada foto-foto yang berserakan itu, sedangkan Lelouch dan diriku yang berusaha bangkit setelah terjatuh yang untungnya kami tak terus terjatuh karena sedang berada di atas tangga. Aku terus memegangi bahuku yang terluka dengan sebelah tangan.

Shirley menurunkan tangannya tanpa melepaskan pistol yang digenggamnya. Melihat itu Mao kembali beraksi. Entah pikiran seperti apa yang dibacanya dari Shirley tapi dia kembali memanas-manasi Shirley dengan mengingatkannya kalau Lelouchlah yang membunuh ayahnya. Sambil terus memegangi luka di bahuku, aku kembali berbicara pada Shirley. "Kau mengerti kan Shirley. Kau sendiri tak ingin membunuh Lelouch. Kau tak ingin membunuh siapapun". Shirley menjawabku sambil mengeluarkan setetes air mata yang sepertinya sejak tadi ditahannya. "Lalu kau ini sebenarnya siapa? Selalu bersama Lelouch". Kemarahan Shirley sepertinya kini berubah bentuk.

Shirley yang sepertinya kini sudah ta berniat untuk membunuh Lelouch membuat Mao kesal dan berniat membunuh Lelouch dengan tangannya sendiri. Tapi Shirley menghentikannya dengan kembali menembakkan sebutir peluru yang memantul ke anak tangga dekat Mao berada. Setelah terkejut dengan tembakan itu, dengan tenangnya Mao berkata kalau dirinya menyerah dan meninggalkan kami dengan masuk kembali ke dalam kereta. Tak lama setelah Mao masuk ke dalam kereta, Kereta itu bergerak. Tentunya yang menggerakkan kereta itu pasti C.C.

Kini Lelouch sedang berusaha menenangkan Shirley yang terus terusan menyalahkan dirinya dan juga dosanya. Lelouch terus mengatakan pada Shirley untuk melupakan semuanya, tetapi tentunya Shirley tak sanggup. Setelah semua yang terjadi tak mungkin itu semua dapat terlupakan begitu saja. Karena itu Lelouch menggunakan geass. Lelouch memaksa Shirley dengan geass miliknya untuk melupakan semuanya, termasuk diri Lelouch sendiri dari ingatan Shirley. Walaupun Shirley terus memohon agar Lelouch berhenti, tapi Lelouch tak mengabaikannya. Dia terus menggunakan geass hingga semua ingatan pahit itu hilang dari ingatan Shirley. Benar-benar hilang.

Setelah Lelouch selesai memerintahkan Shirley untuk melupakan semuanya dengan geass, Shirley menjadi tak sadarkan diri. Sepertinya karena tekanan atas apa yang baru saja terjadi dan ditambah efek geass. Lelouch menopang tubuh Shirley yang tiba-tiba melemas dan lalu menggendongnya. Aku sejak tadi hanya dapat melihat sambil terus memegangu bahuku yang terluka tanpa dapat berkata apapun. Kini kami berempat termasuk C.C berjalan menjauhi tempat yang sepertinya telah memberikan sebuah kenangan buruk.

Kami kini sampai di sebuah taman yang sepi. Lelouch mendudukkan Shirley di atas salah satu bangku yang ada. "Saat menggunakan geas tadi, aku juga memerintahkan agar apa yang dia ingat pertama kali nanti adalah kalau dia berniat mengunjungi makam ayahnya". Lelouch berkata sambil memunggungiku dan C.C dan Memandang Shirley. "Kau benar-benar tak apa-apa Lelouch?" Kali ini C.C yang berkata, tapi Lelouch tak menjawabnya. "Kau telah kehilangan satu hal yang berhaga". Kali ini aku yang berkata. Tak seperti saat C.C, kali ini Lelouch menjawabku dengan nada yang terkesan datar "Lebih baik kau cepat obati lukamu itu". Setelah mengatakan itu, Lelouch melangkah menjauh. Tanpa sebuah jawaban dalam bentuk kata-kata pun sudah jelas terjawab. Hatinya terpukul karena ini. Tapi pendiriannya yang kuat membuatnya tak bisa mundur lagi.

Aku dan C.C pun mengikuti Lelouch menjauh dari Shirley karena sepertinya sebentar lagi Shirley akan segera sadarkan diri. Kalau kami ada di dekatnya saat dia sadar nanti, itu akan sedikit kacau. Karena Shirley sudah tak akan ingat lagi kalau dia pernah bertemu dengan kami. Wajah kami akan menjadi sangat asing baginya. Termasuk Lelouch yang dulu sangat disukainya.

TBC

Mohon Review nya ya ^_^

Salam,

Kawaihana
RECENTLY UPDATES