34 Chapter 34
Yuka POV
Bagaimana aku bisa lupa saat-saat penting seperti ini. Ini kejadian saat pertamal kalinya Mao menampakkan diri didepan Lelouch. dalam kasus yang sekarang itu berarti diriku juga dihitung. Sebelum sempat Lelouch mengangkat telepon itu, aku berbalik dan tentu saja Mao ada di sana sambil memegang handphone yang seharusnya milik Shirley. "Ooh. Jadi kau sudah menyadarinya ya" Mao berkata ditujukan padaku. Ini gawat. Apakah dia bisa juga membaca pikiranku!?. "Siapa kau?" Lelouch yang kini ikut berbalik tanpa sempat mengangkat telepon itu terkejut melihat Mao. Mao melemparkan handphone berwarna merah muda yang sejak tadi dipegangnya itu ke arah Lelouch. Tentu saja emosi Lelouch menjadi naik dan dengan nada marah dia menanyakan Shirley pada Mao. Yang mengerikan, Mao malah bertepuk tangan sambil tertawa karena senang dengan ekspresi marah yang diperlihatkan oleh wajah Lelouch.
Karena ekspresi Mao yang memang seharusnya seperti itu sesuai dengan yang ku lihat di layar laptopku itu, aku jadi tak tahu apakah dia hanya membaca pikiran Lelouch saja atau bagaimana. Walaupun begitu aku tetap waspada sedangkan Lelouch sepertinya kewaspadaannya menjadi kacau karena termakan emosi. Aku berbicara pada Leloch sambil berusaha menenangkannya "Lelouch tenanglah. Kalau kau terus marah itu hanya akan membuat orang itu semakin senang". Mendengar kata-kataku, ketegangan Lelouch menjadi sedikit berkurang, tapi tiba-tiba suasana menjadi aneh. Raut wajah Mao sedikit berubah, lalu dia menggumamkan sesuatu dan lalu tertawa lebih keras dari sebelumnya. Setelah tawanya mereda, Mao berkata "Tak kusangka. Walaupun tak sama, ternyata ada juga yang berbeda". Apa maksudnya itu? Sejak awal aku tahu kalau mentalnya agak terganggu karena semua suara yang didengarnya dan tak bisa menghentikan semua itu, tapi berhadapan langsung dengan Mao yang seperti ini sedikit membuatku merinding karena tak tahu apa maksud perkataannya itu.
Lelouch kembali menanyakan tentang Shirley pada Mao, dan sesuai dengan jalan cerita, Mao mengeluarkan sebuah pion catur. Tanda Mao ingin menantang Lelouch dalam permainan catur yang memang sudah menjadi andalan Lelouch. tapi ini berbeda, lawannya adalah orang yang dapat membaca pikiran semua orang. "Jangan Lelouch, dia itu…" sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, Lelouch memotongnya "Baiklah. Akan kuterima. Tapi setelah itu beritahu aku dimana Shirley". Sambil tersenyum dan tertawa Mao menyetujuinya. Lelouch kelihatan percaya diri, tapi kepercayaan dirinya itu akan segera runtuh.
Mao membawaku dan Lelouch ke dalam sebuah kereta listrilk. Disanalah pertandingan catur Mao dan Lelouch akan diadakan. Dalam perjalanan aku berkali-kali ingin memperingati Lelouch akan Mao, tapi Lelouch terus saja menghentikan ku. Dia bilang kalau dirinya tak mungkin kalah dalam catur. Di depan kami Mao tersenyum mengerikan. Dia sudah tahu apa yang kini sedang dipikirkan oleh Lelouch…. dan mungkin saja pikiranku juga.
Dari dalam kereta itu, sambil berjalan menuju kursi paling belakang, aku melihat ke arah jendela dan terlihat C.C yang melihat ke arah kereta yang kami miliki dengan raut wajah terkejut… karena melihat Mao. Setelah sampai di kursi paling belakang, Mao dan Lelouch segera memulai permainan catur itu, dan aku ikut melihatnya. Sejak permainan catur itu baru dimulai, aku terus merasa tak tenang. Dan kelihatannya Lelouch pun punya banyak hal yang dipikirkannya. Kalau Lelouch terus memikirkan banyak hal, itu akan sangat buruk. Karena itu aku berkata pada Lelouch "Lelouch. kau harus tenang. Dia berbeda dengan lawan main catur yang biasa. Karena dia…" Perkataanku kembali terpotong. Kini oleh kata-kata Mao. "Sepertinya kau sudah menyadarinya sejak tadi ya nona. Tapi jangan ganggu kami ya. Ini pertama kalinya aku bermain catur. Dan ternyata menarik sekali". Aku terkejut dengan perkataannya. Dialog itu, harusnya tak ada!
Tak butuh waktu lama akhirnya permainan catur itu pun mencapai ujungnya. Lelouch kalah. Tatapan tak percaya telihat jelas di wajahnya. Tiba-tiba Mao menyebutkan nama C.C. mendengar itu Lelouch langsung terkejut mengenai fakta kalau Mao mengenal C.C. Mao melepaskan kaca matanya dan memperlihatkan kedua matanya yang sudah terpengaruhi Geass secara total. Sebelum Lelouch sempat menyerangnya dengan Geass miliknya, Mao kembali memasang kaca matanya sehingga Geass milik Lelouch tidak bisa sampai padanya. Mao menyatakan kalau dia mengetahui semua peraturan yang dimiliki pengguna Geass. Dari semua fakta dan keadaan yang ada, dengan cepat Lelouch menyimpulkan kalau Geass milik Mao adalah 'membaca pikiran', dan itu benar-benar tepat. "Benar sekali. Geass milikku memang memiliki fungsi seperti itu. Tapi ini pertama kalinya, atau lebih tepatnya pertama kali setelah C.C. ada yang berbeda". Di kalimat terakhirnya itu, Mao memandangku dengan senyum anehnya itu lalu melanjutkan kata-katanya. "Kata-kata yang keluar dari pikiranmu itu terdengar patah-patah dan agak sulit dipahami. Berbeda dengan kau (Lelouch) yang terus terdengar jelas, ataupun C.C yang sunyi". Kata-katanya itu… dia bilang kata-kata pikiranku itu tak terdengar jelas olehnya. Apakah itu berarti, Geass miliknya itu kurang berpengaruh padaku atau…
Walaupun kata-kata Mao membuatku terkejut, tapi sepertinya tak begitu berpengaruh pada Lelouch. mungkin karena amarahnya, dia mengabaikan kata-kata Mao dan kembali menanyakan mengenai Shirley. Karena tegang aku sampai tak menyadari kalau kereta yang kami naiki sudah mencapai tujuan. Di luar dari balik kaca kereta aku melihat Shirley datang dengan raut wajah yang tak dapat kujelaskan. Yang pastinya perasaan sedih dan marah merupakan elemen utama dari raut wajah itu. Dengan tak mengubah ekspresinya, Shirley mengangkat kedua tangannya yang kini sedang memegang pistol itu dengan sangat erat dan mengarahkannya pada Lelouch. aku berusaha menghentikannya "Jangan Shirley! Kumohon turunkan pistol itu!". Dengan segera aku dan Lelouch turun dari kereta dan menghampiri Shirley yang terus memegang pistol itu. Mao mengikuti kami dengan gaya yang santai.
Kini disinilah kami. Berdiri di atas anak tangga menghadapi Shirley yang terpengaruh kata-kata Mao dan terus mengarahkan pistol ke arah Lelouch. dengan jarak yang hanya 3 anak tangga, Lelouch mengenali pistol yang dipegang Shirley. Itu adalah pistol milik Lelouch, milik Zero. Aku berusaha membujuk Shirley untuk berhenti, tapi sepertinya pikiran Shirley jauh lebih fokus pada Lelouch dari pada yang lainnya. Mao menyarankan Lelouch untuk menggunakan Geass pada Shirley, tapi kalau dia menggunakan Geass, Mao yang akan menembaknya. Mao berkata tak akan melukaiku karena aku unik, pkiranku tak bisa dibaca secara mulus seperti yang lainnya. Satu-satunya selan C.C. Mendengar kata-katanya yang terlalu terobsesi pada C.C membuatku agak mual. Lelouch terbiam dan terus berpikir, yang tentunya semua pikirannya itu terbaca oleh Mao. Mao kembali memanas-manasi Lelouch dengan mengatakan kalau Lelouch adalah pencuri. Pencuri yng dimaksudkannya itu pasti C.C. Dan dari depan Shirley sepertinya siap untuk menembak. Terhimpit antara orang gila dan orang patah hati. Sungguh keadaan yang sangat tak mengenakkan.
TBC
Mohon Review nya ya ^_^
Salam,
Kawaihana
Bagaimana aku bisa lupa saat-saat penting seperti ini. Ini kejadian saat pertamal kalinya Mao menampakkan diri didepan Lelouch. dalam kasus yang sekarang itu berarti diriku juga dihitung. Sebelum sempat Lelouch mengangkat telepon itu, aku berbalik dan tentu saja Mao ada di sana sambil memegang handphone yang seharusnya milik Shirley. "Ooh. Jadi kau sudah menyadarinya ya" Mao berkata ditujukan padaku. Ini gawat. Apakah dia bisa juga membaca pikiranku!?. "Siapa kau?" Lelouch yang kini ikut berbalik tanpa sempat mengangkat telepon itu terkejut melihat Mao. Mao melemparkan handphone berwarna merah muda yang sejak tadi dipegangnya itu ke arah Lelouch. Tentu saja emosi Lelouch menjadi naik dan dengan nada marah dia menanyakan Shirley pada Mao. Yang mengerikan, Mao malah bertepuk tangan sambil tertawa karena senang dengan ekspresi marah yang diperlihatkan oleh wajah Lelouch.
Karena ekspresi Mao yang memang seharusnya seperti itu sesuai dengan yang ku lihat di layar laptopku itu, aku jadi tak tahu apakah dia hanya membaca pikiran Lelouch saja atau bagaimana. Walaupun begitu aku tetap waspada sedangkan Lelouch sepertinya kewaspadaannya menjadi kacau karena termakan emosi. Aku berbicara pada Leloch sambil berusaha menenangkannya "Lelouch tenanglah. Kalau kau terus marah itu hanya akan membuat orang itu semakin senang". Mendengar kata-kataku, ketegangan Lelouch menjadi sedikit berkurang, tapi tiba-tiba suasana menjadi aneh. Raut wajah Mao sedikit berubah, lalu dia menggumamkan sesuatu dan lalu tertawa lebih keras dari sebelumnya. Setelah tawanya mereda, Mao berkata "Tak kusangka. Walaupun tak sama, ternyata ada juga yang berbeda". Apa maksudnya itu? Sejak awal aku tahu kalau mentalnya agak terganggu karena semua suara yang didengarnya dan tak bisa menghentikan semua itu, tapi berhadapan langsung dengan Mao yang seperti ini sedikit membuatku merinding karena tak tahu apa maksud perkataannya itu.
Lelouch kembali menanyakan tentang Shirley pada Mao, dan sesuai dengan jalan cerita, Mao mengeluarkan sebuah pion catur. Tanda Mao ingin menantang Lelouch dalam permainan catur yang memang sudah menjadi andalan Lelouch. tapi ini berbeda, lawannya adalah orang yang dapat membaca pikiran semua orang. "Jangan Lelouch, dia itu…" sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, Lelouch memotongnya "Baiklah. Akan kuterima. Tapi setelah itu beritahu aku dimana Shirley". Sambil tersenyum dan tertawa Mao menyetujuinya. Lelouch kelihatan percaya diri, tapi kepercayaan dirinya itu akan segera runtuh.
Mao membawaku dan Lelouch ke dalam sebuah kereta listrilk. Disanalah pertandingan catur Mao dan Lelouch akan diadakan. Dalam perjalanan aku berkali-kali ingin memperingati Lelouch akan Mao, tapi Lelouch terus saja menghentikan ku. Dia bilang kalau dirinya tak mungkin kalah dalam catur. Di depan kami Mao tersenyum mengerikan. Dia sudah tahu apa yang kini sedang dipikirkan oleh Lelouch…. dan mungkin saja pikiranku juga.
Dari dalam kereta itu, sambil berjalan menuju kursi paling belakang, aku melihat ke arah jendela dan terlihat C.C yang melihat ke arah kereta yang kami miliki dengan raut wajah terkejut… karena melihat Mao. Setelah sampai di kursi paling belakang, Mao dan Lelouch segera memulai permainan catur itu, dan aku ikut melihatnya. Sejak permainan catur itu baru dimulai, aku terus merasa tak tenang. Dan kelihatannya Lelouch pun punya banyak hal yang dipikirkannya. Kalau Lelouch terus memikirkan banyak hal, itu akan sangat buruk. Karena itu aku berkata pada Lelouch "Lelouch. kau harus tenang. Dia berbeda dengan lawan main catur yang biasa. Karena dia…" Perkataanku kembali terpotong. Kini oleh kata-kata Mao. "Sepertinya kau sudah menyadarinya sejak tadi ya nona. Tapi jangan ganggu kami ya. Ini pertama kalinya aku bermain catur. Dan ternyata menarik sekali". Aku terkejut dengan perkataannya. Dialog itu, harusnya tak ada!
Tak butuh waktu lama akhirnya permainan catur itu pun mencapai ujungnya. Lelouch kalah. Tatapan tak percaya telihat jelas di wajahnya. Tiba-tiba Mao menyebutkan nama C.C. mendengar itu Lelouch langsung terkejut mengenai fakta kalau Mao mengenal C.C. Mao melepaskan kaca matanya dan memperlihatkan kedua matanya yang sudah terpengaruhi Geass secara total. Sebelum Lelouch sempat menyerangnya dengan Geass miliknya, Mao kembali memasang kaca matanya sehingga Geass milik Lelouch tidak bisa sampai padanya. Mao menyatakan kalau dia mengetahui semua peraturan yang dimiliki pengguna Geass. Dari semua fakta dan keadaan yang ada, dengan cepat Lelouch menyimpulkan kalau Geass milik Mao adalah 'membaca pikiran', dan itu benar-benar tepat. "Benar sekali. Geass milikku memang memiliki fungsi seperti itu. Tapi ini pertama kalinya, atau lebih tepatnya pertama kali setelah C.C. ada yang berbeda". Di kalimat terakhirnya itu, Mao memandangku dengan senyum anehnya itu lalu melanjutkan kata-katanya. "Kata-kata yang keluar dari pikiranmu itu terdengar patah-patah dan agak sulit dipahami. Berbeda dengan kau (Lelouch) yang terus terdengar jelas, ataupun C.C yang sunyi". Kata-katanya itu… dia bilang kata-kata pikiranku itu tak terdengar jelas olehnya. Apakah itu berarti, Geass miliknya itu kurang berpengaruh padaku atau…
Walaupun kata-kata Mao membuatku terkejut, tapi sepertinya tak begitu berpengaruh pada Lelouch. mungkin karena amarahnya, dia mengabaikan kata-kata Mao dan kembali menanyakan mengenai Shirley. Karena tegang aku sampai tak menyadari kalau kereta yang kami naiki sudah mencapai tujuan. Di luar dari balik kaca kereta aku melihat Shirley datang dengan raut wajah yang tak dapat kujelaskan. Yang pastinya perasaan sedih dan marah merupakan elemen utama dari raut wajah itu. Dengan tak mengubah ekspresinya, Shirley mengangkat kedua tangannya yang kini sedang memegang pistol itu dengan sangat erat dan mengarahkannya pada Lelouch. aku berusaha menghentikannya "Jangan Shirley! Kumohon turunkan pistol itu!". Dengan segera aku dan Lelouch turun dari kereta dan menghampiri Shirley yang terus memegang pistol itu. Mao mengikuti kami dengan gaya yang santai.
Kini disinilah kami. Berdiri di atas anak tangga menghadapi Shirley yang terpengaruh kata-kata Mao dan terus mengarahkan pistol ke arah Lelouch. dengan jarak yang hanya 3 anak tangga, Lelouch mengenali pistol yang dipegang Shirley. Itu adalah pistol milik Lelouch, milik Zero. Aku berusaha membujuk Shirley untuk berhenti, tapi sepertinya pikiran Shirley jauh lebih fokus pada Lelouch dari pada yang lainnya. Mao menyarankan Lelouch untuk menggunakan Geass pada Shirley, tapi kalau dia menggunakan Geass, Mao yang akan menembaknya. Mao berkata tak akan melukaiku karena aku unik, pkiranku tak bisa dibaca secara mulus seperti yang lainnya. Satu-satunya selan C.C. Mendengar kata-katanya yang terlalu terobsesi pada C.C membuatku agak mual. Lelouch terbiam dan terus berpikir, yang tentunya semua pikirannya itu terbaca oleh Mao. Mao kembali memanas-manasi Lelouch dengan mengatakan kalau Lelouch adalah pencuri. Pencuri yng dimaksudkannya itu pasti C.C. Dan dari depan Shirley sepertinya siap untuk menembak. Terhimpit antara orang gila dan orang patah hati. Sungguh keadaan yang sangat tak mengenakkan.
TBC
Mohon Review nya ya ^_^
Salam,
Kawaihana