31 Chapter 31
Yuka POV
Aku berlari berusaha untuk mendekati Lelouch karena khawatir akan cedera yang pasti didapatinya karena pendaratan yang tak bisa disebut sukses itu. Selama berlari aku kesulitan berlari tegak karena sekarang Lancelot sedang bertarung dengan knightmare yag dikendarai oleh Karen dan itu menimbulkan efek bergetar mirip genta di sekitarnya termasuk tempatku berlari sekarang.
Saat aku sampai, adegan yang terlihat oleh mataku adalah adegan saat Shirley mengarahkan pistol milik Zero yang kini dipegang olehnya. Aku tahu dan yakin kalau Shirley tak akan benar-benar menembakkan pistolnya itu, tapi secara otomatis kakiku segera membawaku ke tengah-tengah antara Lelouch dan Shirley. "Jangan!". Itulah kata-kata yang keluar dari mulutku sambil tetap berada di antara mereka berdua. Shirley tak mengatakan apapun dan tetap mengarahkan pistol ini yang kini karena keberadaanku pistol itu kini mengarah padaku yang ada di depan Lelouch.
Tak lama kemudian muncullah satu orang lagi. Dia orang Britannia berambut perak panjang yang untukku sudah tak asing lagi, Viletta. "Jadi orang itu Zero? Lalu siapa perempuan ini, salah satu kaki tangannya kah?" Viletta berkata dengan tenang dan terus melangkah mendekatiku dan Lelouch dan membuat Shirley menyingkir dari jalannya lalu dia berhenti beberapa langkah di depanku. "Tadinya kupikir aku hanya akan menangkap Zero, tapi tak kusangka bisa menemukan kaki tangannya juga. Sudah pasti kekaisaran akan mengangkatku jadi bangsawan". Viletta berkata sambil tersenyum. Aku tak suka sifatnya yang saat ini masih haus akan kehormatan Britannia. Aku terus berdiri di depan Lelouch menghentikan akses Viletta yang ingin mendekati Lelouch. "Jangan mendekat lebih jauh lagi!" Aku berkata agak berteriak padanya dan itu malah membuat Viletta mendekatiku lalu sambil mencengkram kerah bajuku dia berkata "Tak usah khawatir, kau juga akan kubawa bersama Zero. Aku penasaran apa hukuman yang akan kalian terima".
Sebelah tanganku mencoba meraih saku bajuku dimana aku menyimpan pistol kecil yang diberikan Lelouch utuk jaga-jaga. Viletta yang menyadari itu langsung melepaskan tangannya yang mencengkram kerah bajuku dan memegang tanganku yang sudah memegang pistol itu dengan keras. Aku berusaha terus berontak dan mempertahankan pistol yang kupegang itu, tapi kekuatanku kalah besar dan tubuhku dihantamkan olehnya ke salah satu container besar yang ada di sekeliling kami. Hantaman itu cukup keras hingga aku merasa seperti seluruh udara di paru-paruku dipaksa keluar dan otomatis pistol kecil yang kupegang itu terlepas dari genggamanku. Walaupun perempuan tapi Viletta adalah anggota pasukan militer, tentu saja dia lebih kuat dibandingkanku yang hanya orang biasa.
Aku terduduk berusaha meringankan rasa sakit yang kurasakan dan dalam posisi duduk itu pula aku melihat Viletta yang kini telah berada dekat Lelouch. Aku terus mengatakan padanya untuk berhenti dan menjauhi lelouch, tapi suaraku yang keluar bersatu dengan rintihan sakit. Viletta mengangkat wajah Zero dan setelah dia mengetahui kalau Zero adalah orang Britannia dia tertawa lalu berdiri dan berbalik menatapku. "Zero adalah orang Britannia yang bekerja sama dengan eleven. Aku kini bisa membalaskan dendam kekalahanku pada kalian dengan menyerahkan kalian pada Putri Cornelia. Dan kau juga pasti akan diberi imbalan oleh beliau". Pada kalimat terakhirnya dia merubah arah pandangannya menjadi mengarah pada Shirley. Walaupun dimanfaatkan tapi Shirley lah yang menuntun Viletta menuju kemari.
Saat rasa sakitku mulai mereda aku berdiri dan berusaha berjalan menuju Lelouch. Shirley terlihat tak peduli dengan kata-kata Viletta dan dia terus mengarahkan pistolnya yang kini arah tujuan tembakan pistol itu menjadi acak-acakan seperti isi hatinya. Viletta yang melihat itu berlari ke arah Shirley yang kini terus memegang pistol sambil memanggil nama panggilan Lelouch. Dengan mata yang terpejam, pistol yang dipegangnya itu menembakkan peluru. Aku yang kini sudah berada sangat dekat dengan Lelouch memeluk kepala Lelouch yang kini tengah tak sadarkan diri sambil memejamkan mata karena takut dengan suara tembakan itu. Saat aku membuka mata aku melihat Viletta yang sedang memegangi luka tembakan di sisi perutnya dan Shirley yang sepertinya shock akan dirinya sendiri yang berani menarik pelatuk pistol itu.
Sambil memegangi lukanya dan mengeluarkan umpatan kesal, Viletta melarikan diri meninggalkan aku, Lelouch yang sedang tak sadarkan diri dan Shirley yang masih dalam keadaan bengong karena shock. Aku menggunakan kesempatan sunyi itu untuk mengeluarkan Lelouch dari kokpit yang sudah hancur itu dan mendapati kepalanya terluka dan mengeluarkan darah. Kuharap bukan gegar otak parah. "Lulu…" Aku mendengar Shirley memanggil nama Lelouch dan dia mendekat sambil mengarahkan pistol yang digenggamnya itu pada Lelouch. "Hentikan Shirley, kau tahu kau tak ingin melakukan ini!" Kataku padanya dan itu membuat Shirley berhenti melangkah dan sedikit menurunkan pistolnya. "Siapa kau? Bagaimana kau tahu namaku? Kenapa kau bersama Lulu?". Shirley mengajukan pertanyaan bertubi-tubi yang tak satupun dapat kujawab. Tiba-tiba dia berbalik lalu berlari sambil menangis. Aku memanggilnya beberapa kali tapi dia mengabaikan panggilanku itu.
Setelah Shirley pergi kini aku kembali fokus pada Lelouch. Topeng Zero miliknya sudah lepas dan kini tinggal masker hitam yang menutupi wajahnya. Aku membuka masker itu lalu mebersihkan darah yang keluar dari kepalanya itu. Aku tak punya obat ataupun plester untuk menutup lukanya itu, jadi yang bisa kulakukan hanyalah membersihkan lukanya dan berharap darahnya cepat berhenti keluar.
Saat aku sedang membersihkan lukanya, Lelouch membuka matanya. "Lelouch, kau sudah sadar!" kataku lalu membantu lelouch mengubah posisinya dari tiduran menjadi duduk. Lelouch memegangi kepalanya sambil merintih sakit lalu melihat darah yang berceceran tak jauh dari tempat kami "Yuka, apa yang terjadi?!". Lelouch berusaha berdiri tapi terjatuh lagi "Tenanglah, lebih baik duduklah lebih lama lagi, sepertinya kepalamu terbentur cukup keras" Kataku pada Lelouch. "Yuka, saat aku tak sadarkan diri apa yang terjadi?" Lelouch bertanya padaku dan aku tak tahu bagaimana cara memberitahunya. Tatapan matanya yang tajam terus menusuk padaku memerintahkan untuk memberikan penjelasan padanya. Walaupun dia tak menggunakan geass tapi tatapan tajamnya cukup untuk memberikan perintah tak terucap itu. "…Viletta dan… Shirley…. Mereka tadi ada disini…." Tatapan Lelouch berubah menjadi sangat terkejut mendengar itu. "Shirley?! Dan siapa itu Viletta?"Lelouch bertanya "Shirley sepertinya mengikutimu kemari dan Viletta adalah korban geass hidup mu yang pertama, kau pasti masih mengingatnya". Aku menjawab dan menjelaskannya pada Lelouch.
Dengan raut wajah yang kaget dan marah kini Lelouch berusaha kembali berdiri. Awalnya dia berdiri dengan tidak seimbang dan aku membantu menopangnya, tapi setelah beberapa detik dia kembali berdiri tegak, luka di kepalanya pun sudah berhenti berdarah. Tiba-tiba C.C muncul "Kalian berdua tak apa-apa?" C.C menanyakan keadaan kami dan aku menjawab dengan anggukan sedangkan Lelouch tak mengeluarkan reaksi apapun seperti melamun.
Tiba-tiba walkie talkie milik Zero bebunyi dan terdengar suara Ohgi yang menanyakan Zero. Lelouch hanya bisa memegang walkie talkie itu dan mendengarnya tanpa membalas perkataan yang diucapkan Ohgi. C.C mengambil walkie talkie itu dari tangan Lelouch lalu menggantikan Lelouch memberikan perintah mundur.
"Sebetulnya apa yang terjadi, tak biasanya kau begitu membisu hingga tak bisa mengeluarkan perintah". C.C berkata pada Lelouch. "Sepertinya ada yang melihat wajahku" Lelouch berkata sambil memandangi topeng Zero yang sejak tadi dipegangnya. C.C pun terkejut mendengarnya "Ada yang melihat wajahmu?! Siapa?" C.C berkata lalu mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada Lelouch kini berubah menjadi padaku. "Ada dua orang, satu Shirley teman sekelas Lelouch, yang satu lagi salah satu prajurit Britannia". "Bagaimana bisa?" C.C kembali bertanya dan kini dengan nada tenang dan aku menjawabnya tak yakin "Jangan tanya padaku karena aku pun tak tahu". Setelah ucapanku itu, kini tak ada lagi yang memperdebatkan hal itu lagi karena semua sepakat untuk pergi dari tempat itu dan mengobati luka-luka Lelouch. C.C pun menyuruhku memeriksa diriku yang tak kusadari jalanku ternyata agak tak seimbang karena menahan sakit beberapa memar yang pasti ada di punggunggu karena dihantam ke container besar dan keras.
Saat berjalan, aku merasa ada yang aneh. Entah hanya perasaanku saja atau efek dari hantaman tadi sampai ke kepalaku. Aku berhenti sejenak lalu melihat tanganku yang selama sekejap rasanya jadi agak transparant. Panggilan dari C.C membuyarkan pikiranku itu dan kembali berjalan. Pasti…. Itu hanya perasaanku saja….
TBC
Mohon Review nya ya ^_^
Salam,
Kawaihana
Aku berlari berusaha untuk mendekati Lelouch karena khawatir akan cedera yang pasti didapatinya karena pendaratan yang tak bisa disebut sukses itu. Selama berlari aku kesulitan berlari tegak karena sekarang Lancelot sedang bertarung dengan knightmare yag dikendarai oleh Karen dan itu menimbulkan efek bergetar mirip genta di sekitarnya termasuk tempatku berlari sekarang.
Saat aku sampai, adegan yang terlihat oleh mataku adalah adegan saat Shirley mengarahkan pistol milik Zero yang kini dipegang olehnya. Aku tahu dan yakin kalau Shirley tak akan benar-benar menembakkan pistolnya itu, tapi secara otomatis kakiku segera membawaku ke tengah-tengah antara Lelouch dan Shirley. "Jangan!". Itulah kata-kata yang keluar dari mulutku sambil tetap berada di antara mereka berdua. Shirley tak mengatakan apapun dan tetap mengarahkan pistol ini yang kini karena keberadaanku pistol itu kini mengarah padaku yang ada di depan Lelouch.
Tak lama kemudian muncullah satu orang lagi. Dia orang Britannia berambut perak panjang yang untukku sudah tak asing lagi, Viletta. "Jadi orang itu Zero? Lalu siapa perempuan ini, salah satu kaki tangannya kah?" Viletta berkata dengan tenang dan terus melangkah mendekatiku dan Lelouch dan membuat Shirley menyingkir dari jalannya lalu dia berhenti beberapa langkah di depanku. "Tadinya kupikir aku hanya akan menangkap Zero, tapi tak kusangka bisa menemukan kaki tangannya juga. Sudah pasti kekaisaran akan mengangkatku jadi bangsawan". Viletta berkata sambil tersenyum. Aku tak suka sifatnya yang saat ini masih haus akan kehormatan Britannia. Aku terus berdiri di depan Lelouch menghentikan akses Viletta yang ingin mendekati Lelouch. "Jangan mendekat lebih jauh lagi!" Aku berkata agak berteriak padanya dan itu malah membuat Viletta mendekatiku lalu sambil mencengkram kerah bajuku dia berkata "Tak usah khawatir, kau juga akan kubawa bersama Zero. Aku penasaran apa hukuman yang akan kalian terima".
Sebelah tanganku mencoba meraih saku bajuku dimana aku menyimpan pistol kecil yang diberikan Lelouch utuk jaga-jaga. Viletta yang menyadari itu langsung melepaskan tangannya yang mencengkram kerah bajuku dan memegang tanganku yang sudah memegang pistol itu dengan keras. Aku berusaha terus berontak dan mempertahankan pistol yang kupegang itu, tapi kekuatanku kalah besar dan tubuhku dihantamkan olehnya ke salah satu container besar yang ada di sekeliling kami. Hantaman itu cukup keras hingga aku merasa seperti seluruh udara di paru-paruku dipaksa keluar dan otomatis pistol kecil yang kupegang itu terlepas dari genggamanku. Walaupun perempuan tapi Viletta adalah anggota pasukan militer, tentu saja dia lebih kuat dibandingkanku yang hanya orang biasa.
Aku terduduk berusaha meringankan rasa sakit yang kurasakan dan dalam posisi duduk itu pula aku melihat Viletta yang kini telah berada dekat Lelouch. Aku terus mengatakan padanya untuk berhenti dan menjauhi lelouch, tapi suaraku yang keluar bersatu dengan rintihan sakit. Viletta mengangkat wajah Zero dan setelah dia mengetahui kalau Zero adalah orang Britannia dia tertawa lalu berdiri dan berbalik menatapku. "Zero adalah orang Britannia yang bekerja sama dengan eleven. Aku kini bisa membalaskan dendam kekalahanku pada kalian dengan menyerahkan kalian pada Putri Cornelia. Dan kau juga pasti akan diberi imbalan oleh beliau". Pada kalimat terakhirnya dia merubah arah pandangannya menjadi mengarah pada Shirley. Walaupun dimanfaatkan tapi Shirley lah yang menuntun Viletta menuju kemari.
Saat rasa sakitku mulai mereda aku berdiri dan berusaha berjalan menuju Lelouch. Shirley terlihat tak peduli dengan kata-kata Viletta dan dia terus mengarahkan pistolnya yang kini arah tujuan tembakan pistol itu menjadi acak-acakan seperti isi hatinya. Viletta yang melihat itu berlari ke arah Shirley yang kini terus memegang pistol sambil memanggil nama panggilan Lelouch. Dengan mata yang terpejam, pistol yang dipegangnya itu menembakkan peluru. Aku yang kini sudah berada sangat dekat dengan Lelouch memeluk kepala Lelouch yang kini tengah tak sadarkan diri sambil memejamkan mata karena takut dengan suara tembakan itu. Saat aku membuka mata aku melihat Viletta yang sedang memegangi luka tembakan di sisi perutnya dan Shirley yang sepertinya shock akan dirinya sendiri yang berani menarik pelatuk pistol itu.
Sambil memegangi lukanya dan mengeluarkan umpatan kesal, Viletta melarikan diri meninggalkan aku, Lelouch yang sedang tak sadarkan diri dan Shirley yang masih dalam keadaan bengong karena shock. Aku menggunakan kesempatan sunyi itu untuk mengeluarkan Lelouch dari kokpit yang sudah hancur itu dan mendapati kepalanya terluka dan mengeluarkan darah. Kuharap bukan gegar otak parah. "Lulu…" Aku mendengar Shirley memanggil nama Lelouch dan dia mendekat sambil mengarahkan pistol yang digenggamnya itu pada Lelouch. "Hentikan Shirley, kau tahu kau tak ingin melakukan ini!" Kataku padanya dan itu membuat Shirley berhenti melangkah dan sedikit menurunkan pistolnya. "Siapa kau? Bagaimana kau tahu namaku? Kenapa kau bersama Lulu?". Shirley mengajukan pertanyaan bertubi-tubi yang tak satupun dapat kujawab. Tiba-tiba dia berbalik lalu berlari sambil menangis. Aku memanggilnya beberapa kali tapi dia mengabaikan panggilanku itu.
Setelah Shirley pergi kini aku kembali fokus pada Lelouch. Topeng Zero miliknya sudah lepas dan kini tinggal masker hitam yang menutupi wajahnya. Aku membuka masker itu lalu mebersihkan darah yang keluar dari kepalanya itu. Aku tak punya obat ataupun plester untuk menutup lukanya itu, jadi yang bisa kulakukan hanyalah membersihkan lukanya dan berharap darahnya cepat berhenti keluar.
Saat aku sedang membersihkan lukanya, Lelouch membuka matanya. "Lelouch, kau sudah sadar!" kataku lalu membantu lelouch mengubah posisinya dari tiduran menjadi duduk. Lelouch memegangi kepalanya sambil merintih sakit lalu melihat darah yang berceceran tak jauh dari tempat kami "Yuka, apa yang terjadi?!". Lelouch berusaha berdiri tapi terjatuh lagi "Tenanglah, lebih baik duduklah lebih lama lagi, sepertinya kepalamu terbentur cukup keras" Kataku pada Lelouch. "Yuka, saat aku tak sadarkan diri apa yang terjadi?" Lelouch bertanya padaku dan aku tak tahu bagaimana cara memberitahunya. Tatapan matanya yang tajam terus menusuk padaku memerintahkan untuk memberikan penjelasan padanya. Walaupun dia tak menggunakan geass tapi tatapan tajamnya cukup untuk memberikan perintah tak terucap itu. "…Viletta dan… Shirley…. Mereka tadi ada disini…." Tatapan Lelouch berubah menjadi sangat terkejut mendengar itu. "Shirley?! Dan siapa itu Viletta?"Lelouch bertanya "Shirley sepertinya mengikutimu kemari dan Viletta adalah korban geass hidup mu yang pertama, kau pasti masih mengingatnya". Aku menjawab dan menjelaskannya pada Lelouch.
Dengan raut wajah yang kaget dan marah kini Lelouch berusaha kembali berdiri. Awalnya dia berdiri dengan tidak seimbang dan aku membantu menopangnya, tapi setelah beberapa detik dia kembali berdiri tegak, luka di kepalanya pun sudah berhenti berdarah. Tiba-tiba C.C muncul "Kalian berdua tak apa-apa?" C.C menanyakan keadaan kami dan aku menjawab dengan anggukan sedangkan Lelouch tak mengeluarkan reaksi apapun seperti melamun.
Tiba-tiba walkie talkie milik Zero bebunyi dan terdengar suara Ohgi yang menanyakan Zero. Lelouch hanya bisa memegang walkie talkie itu dan mendengarnya tanpa membalas perkataan yang diucapkan Ohgi. C.C mengambil walkie talkie itu dari tangan Lelouch lalu menggantikan Lelouch memberikan perintah mundur.
"Sebetulnya apa yang terjadi, tak biasanya kau begitu membisu hingga tak bisa mengeluarkan perintah". C.C berkata pada Lelouch. "Sepertinya ada yang melihat wajahku" Lelouch berkata sambil memandangi topeng Zero yang sejak tadi dipegangnya. C.C pun terkejut mendengarnya "Ada yang melihat wajahmu?! Siapa?" C.C berkata lalu mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada Lelouch kini berubah menjadi padaku. "Ada dua orang, satu Shirley teman sekelas Lelouch, yang satu lagi salah satu prajurit Britannia". "Bagaimana bisa?" C.C kembali bertanya dan kini dengan nada tenang dan aku menjawabnya tak yakin "Jangan tanya padaku karena aku pun tak tahu". Setelah ucapanku itu, kini tak ada lagi yang memperdebatkan hal itu lagi karena semua sepakat untuk pergi dari tempat itu dan mengobati luka-luka Lelouch. C.C pun menyuruhku memeriksa diriku yang tak kusadari jalanku ternyata agak tak seimbang karena menahan sakit beberapa memar yang pasti ada di punggunggu karena dihantam ke container besar dan keras.
Saat berjalan, aku merasa ada yang aneh. Entah hanya perasaanku saja atau efek dari hantaman tadi sampai ke kepalaku. Aku berhenti sejenak lalu melihat tanganku yang selama sekejap rasanya jadi agak transparant. Panggilan dari C.C membuyarkan pikiranku itu dan kembali berjalan. Pasti…. Itu hanya perasaanku saja….
TBC
Mohon Review nya ya ^_^
Salam,
Kawaihana