29 Chapter 29
Yuka POV
Aku terbangun dari mimpiku yang menurutku tak asing. Dalam mimpiki terlihat Shirley yang masih kecil dan juga ayahnya. Shirley bilang kalau dia sudah besar ingin menjadi pengantin ayahnya. Tapi ayahnya itu bilang kalau Kelak Shirley pasti akan menemukan orang yang dicintainya melebihi ayahnya itu. Mimpi itu sudah pernah kulihat, dari depan layar. Satu yang membuatku bingung, yang aku ingat kemarin aku kehilangan kesadaranku lagi saat sedang duduk di atas sofa, tapi sekarang aku ada di atas kasur lengkap dengan selimut yang menutupi tubuhku.
Saat aku melihat ke arah luar jendela, aku mengira kalau hari masih sangat pagi tapi ternyata bukan. Awan mendung yang terlihat dari luar jendela menciptakan suasana redup dan dingin. Saat aku melihat ke arah jam dinding ternyata sudah agak siang. Benar juga, hari ini hari pemakaman ayahnya Shirley…
Aku melihat ke sekeliling dan aku tak dapat menemukan Lelouch, hanya C.C yang kini sedang duduk di atas kursi sambil mengangkat sebelah kakinya dan melingkarkan kedua tangannya pada kaki yang diangkatnya itu yang juga digunakan sebagai penopang dagu olehnya. Seperti menjawab pertanyaan yang tak diajukan C.C menurunkan kakinya lalu berkata "Kalau kau mencari Lelouch, dia sudah pergi, ke pemakaman ayah temannya itu. Oh, dan kemarin Lelouch lah yang memindahkanmu dari sofa ke atas kasur". Aku hanya menatapnya C.C sebentar sebagai jawaban dan membuat catatan tak tertulis untuk mengingat aku harus berterima kasih pada Lelouch. Aku berniat untuk turun dari kasur dan mengganti bajuku. Saat aku sudah mengambil baju dan hendak berjalan ke kamar mandi, terlihat dari luar jendela kini hujan mulai kembali turun. Seperti butiran air mata yang sangat banyak.
Sambil menunggu Lelouch kembali, C.C lagi-lagi memesan pizza. Saat pizza pesanan C.C itu datang, Hadiah yang didapat dari poin yang dikumpulkan C.C pun ikut dikirimkan. Menurutku memang boneka itu lumayan lucu…. Tapi entah berapa hari aku terus-terusan makan pizza demi boneka besar itu….
Tak lama setelah pizza dan boneka itu diantar, Lelouch pulang dengan raut wajah yang sulit dijelaskan. Sedih? Marah? Rasa bersalah? . Entahlah apa itu, tapi bermacam-macam emosi bercampur aduk jadi satu. Sambil Memeluk boneka hadiah itu C.C berbicara pada Lelouch "Setelah menghadiri pemakaman itu, Apakah kau kini semakin merasa bersalah karena melibatkan ayah dari temanmu itu?" Kata kata C.C sukses membuat raut wajah Lelouch kini berubah seperti terkejut karena diceramahi dengan kata-kata yang tak beda jauh dengan yang kemarin. "Kau bilang Kirihara terlalu lemah. Kau bilang kita sudah siap menempuh jalan penuh darah" C.C terus berkata. Lelouch menyuruhnya untuk diam tapi C.C tak menghiraukannya dan meneruskan kata-katanya. "Tapi kenyataannya kau lah yang lemah. Ini bukanlah sebuah game. Sampai sekarang sudah banyak orang yang kau bunuh. Dengan tanganmu, Atau dengan kata-katamu". Lagi-lagi Lelouch menyuruh C.C untuk diam, tapi C.C masih meneruskan ceramahnya. "Bukan hanya temanmu. Semua keluarga, kekasih, dan teman dari semua orang yang kau bunuh itu pun pasti punya perasaan yang sama dengan temanmu itu. Jangan-jangan kau tak menyadari kalau semua orang yang kau bunuh itu punya keluarga yang menunggu mereka untuk pulang… dengan selamat?" Kali ini Lelouch seperti sudah kehabisan kesabaran mendengar ceramah dari C.C dan membentak " DIAM! AKu sudah memutuskan! Sejak saat aku membunuh Clovis". Tak mau dianggap hanya sebagai pajangan dan diabaikan, aku pun ikut bicara "Lalu atas dasar apakah keraguan di hatimu yang kini menghantuimu? Apakah perasaanmu yang menghalangi ataukah karena ciuman yang diberikan Shirley kemarin?" Aku berkata sambil memegang sepotong pizza yang baru saja kuambil dari kotaknya dan sambil menatap Lelouch yang kini tenggelam dalam perasaan campur aduknya itu, dan sepertinya perkataanku itu telah menekan tombol batas kesabaran Lelouch yang kini terlihat sangat-sangat kesal. "Walaupun sudah banyak yang membantu pada akhirnya kau hanyalah anak kevil bermulut besar tentang mimpi dan kemenangan" C.C berkata sambil tersenym merndahkan dan memeluk bonekanya itu dengan erat.
Saking kesal dan juga kesabarannya sudah habis, Lelouch mendorong C.C hingga telentang di atas kasur. Dengan raut wajah datar C.C, dia kembali menceramahi Lelouch "Kau sekarang tak boleh ragu dan terus diam. Kau harus melakukan sesuatu untuk terus hidup kan? Jangan kau kecewakan aku". Setelah Kata-kata C.C selesai, Lelouch melepaskan C.C Lalu pergi. Dari arahnya pergi, Lelouch sepertinya menuju kamar mandi. Aku dapat melihatnya, Saat Lelouch melepaskan C.C, walaupun hanya sesaat, matanya yang penuh dengan rasa kesal itu terarah padaku dengan tatapan tajam mematikan. Dia benar-benar kesal. Tapi perasaanku mengatakan kalau Lelouch kesal dan marah pada dirinya sendiri.
C.C kini telah kembali duduk sambil terus memeluk boneka besar itu yang menurutku tak jelas itu boneka berbentuk apa. Aku mendekati C.C lalu berbicara padanya "Apa kata-katamu itu tadi tak terlalu keterlaluan ya?". "Mau bagaimana lagi. Semua yang kukatakan itu memang benar kan? Lelouch tak akan bisa menang kalau dia tak mau menerima kenyataan akan efek samping peperangan". C.C menjawabku. Memang benar, Kalau Lelouch ingin menang, dia harus bisa belajar menerima kenyataan akan efek samping perang seperti korban jiwa dan trauma perang. Kalau tidak, dia pasti akan kalah. Lelouch harus bisa menerima kenyataan, walaupun terkadang kenyataan itu pahit.
Dunia ini bukan duniaku dan kini aku ada di pihak yang biasa disebut orang jahat, teroris. Tapi akupun bingung dengan kenyataan di dunia ini. Manakah yang jahat. Brittania yang menjajah dan menguasai sepertiga dari seluruh dunia, ataukah Kuro no Kishidan dan para pejuang jepang yang ingin menghancurkan sistem 'Number' dan mengambil kembali tanah jepang. Tunggu dulu… Tujuan Lelouch berbeda. Kemarahan dan pemberontakannya dipicu oleh kematian ibunya dan juga keadaan Nunally yang sekarang. Tujuan Lelouch dan Kuro no Kishidan sama, yaitu mengalahkan Brittania, tapi dasar alasannya sangat berbeda. Lalu Suzaku juga, dia berjuang dengan caranya sendiri. Lelouch berusaha merubah Brittania dari luar, dan Suzaku berusaha mengubah Britania dari dalam. Keduanya bertarung demi melindungi apa yang mereka anggap penting dan berusaha dengan cara yang mereka anggap benar. Tak ada orang yang salah, juga tak ada yang hanya melakukan apa yang mereka anggap benar. Tergantung sudut pandang masing-masing.
TBC
Buat yang udah review hana ucapak Makasih banget ^_^
Jangan kapok kasih Review nya ya ^_^
Salam,
Kawaihana
Aku terbangun dari mimpiku yang menurutku tak asing. Dalam mimpiki terlihat Shirley yang masih kecil dan juga ayahnya. Shirley bilang kalau dia sudah besar ingin menjadi pengantin ayahnya. Tapi ayahnya itu bilang kalau Kelak Shirley pasti akan menemukan orang yang dicintainya melebihi ayahnya itu. Mimpi itu sudah pernah kulihat, dari depan layar. Satu yang membuatku bingung, yang aku ingat kemarin aku kehilangan kesadaranku lagi saat sedang duduk di atas sofa, tapi sekarang aku ada di atas kasur lengkap dengan selimut yang menutupi tubuhku.
Saat aku melihat ke arah luar jendela, aku mengira kalau hari masih sangat pagi tapi ternyata bukan. Awan mendung yang terlihat dari luar jendela menciptakan suasana redup dan dingin. Saat aku melihat ke arah jam dinding ternyata sudah agak siang. Benar juga, hari ini hari pemakaman ayahnya Shirley…
Aku melihat ke sekeliling dan aku tak dapat menemukan Lelouch, hanya C.C yang kini sedang duduk di atas kursi sambil mengangkat sebelah kakinya dan melingkarkan kedua tangannya pada kaki yang diangkatnya itu yang juga digunakan sebagai penopang dagu olehnya. Seperti menjawab pertanyaan yang tak diajukan C.C menurunkan kakinya lalu berkata "Kalau kau mencari Lelouch, dia sudah pergi, ke pemakaman ayah temannya itu. Oh, dan kemarin Lelouch lah yang memindahkanmu dari sofa ke atas kasur". Aku hanya menatapnya C.C sebentar sebagai jawaban dan membuat catatan tak tertulis untuk mengingat aku harus berterima kasih pada Lelouch. Aku berniat untuk turun dari kasur dan mengganti bajuku. Saat aku sudah mengambil baju dan hendak berjalan ke kamar mandi, terlihat dari luar jendela kini hujan mulai kembali turun. Seperti butiran air mata yang sangat banyak.
Sambil menunggu Lelouch kembali, C.C lagi-lagi memesan pizza. Saat pizza pesanan C.C itu datang, Hadiah yang didapat dari poin yang dikumpulkan C.C pun ikut dikirimkan. Menurutku memang boneka itu lumayan lucu…. Tapi entah berapa hari aku terus-terusan makan pizza demi boneka besar itu….
Tak lama setelah pizza dan boneka itu diantar, Lelouch pulang dengan raut wajah yang sulit dijelaskan. Sedih? Marah? Rasa bersalah? . Entahlah apa itu, tapi bermacam-macam emosi bercampur aduk jadi satu. Sambil Memeluk boneka hadiah itu C.C berbicara pada Lelouch "Setelah menghadiri pemakaman itu, Apakah kau kini semakin merasa bersalah karena melibatkan ayah dari temanmu itu?" Kata kata C.C sukses membuat raut wajah Lelouch kini berubah seperti terkejut karena diceramahi dengan kata-kata yang tak beda jauh dengan yang kemarin. "Kau bilang Kirihara terlalu lemah. Kau bilang kita sudah siap menempuh jalan penuh darah" C.C terus berkata. Lelouch menyuruhnya untuk diam tapi C.C tak menghiraukannya dan meneruskan kata-katanya. "Tapi kenyataannya kau lah yang lemah. Ini bukanlah sebuah game. Sampai sekarang sudah banyak orang yang kau bunuh. Dengan tanganmu, Atau dengan kata-katamu". Lagi-lagi Lelouch menyuruh C.C untuk diam, tapi C.C masih meneruskan ceramahnya. "Bukan hanya temanmu. Semua keluarga, kekasih, dan teman dari semua orang yang kau bunuh itu pun pasti punya perasaan yang sama dengan temanmu itu. Jangan-jangan kau tak menyadari kalau semua orang yang kau bunuh itu punya keluarga yang menunggu mereka untuk pulang… dengan selamat?" Kali ini Lelouch seperti sudah kehabisan kesabaran mendengar ceramah dari C.C dan membentak " DIAM! AKu sudah memutuskan! Sejak saat aku membunuh Clovis". Tak mau dianggap hanya sebagai pajangan dan diabaikan, aku pun ikut bicara "Lalu atas dasar apakah keraguan di hatimu yang kini menghantuimu? Apakah perasaanmu yang menghalangi ataukah karena ciuman yang diberikan Shirley kemarin?" Aku berkata sambil memegang sepotong pizza yang baru saja kuambil dari kotaknya dan sambil menatap Lelouch yang kini tenggelam dalam perasaan campur aduknya itu, dan sepertinya perkataanku itu telah menekan tombol batas kesabaran Lelouch yang kini terlihat sangat-sangat kesal. "Walaupun sudah banyak yang membantu pada akhirnya kau hanyalah anak kevil bermulut besar tentang mimpi dan kemenangan" C.C berkata sambil tersenym merndahkan dan memeluk bonekanya itu dengan erat.
Saking kesal dan juga kesabarannya sudah habis, Lelouch mendorong C.C hingga telentang di atas kasur. Dengan raut wajah datar C.C, dia kembali menceramahi Lelouch "Kau sekarang tak boleh ragu dan terus diam. Kau harus melakukan sesuatu untuk terus hidup kan? Jangan kau kecewakan aku". Setelah Kata-kata C.C selesai, Lelouch melepaskan C.C Lalu pergi. Dari arahnya pergi, Lelouch sepertinya menuju kamar mandi. Aku dapat melihatnya, Saat Lelouch melepaskan C.C, walaupun hanya sesaat, matanya yang penuh dengan rasa kesal itu terarah padaku dengan tatapan tajam mematikan. Dia benar-benar kesal. Tapi perasaanku mengatakan kalau Lelouch kesal dan marah pada dirinya sendiri.
C.C kini telah kembali duduk sambil terus memeluk boneka besar itu yang menurutku tak jelas itu boneka berbentuk apa. Aku mendekati C.C lalu berbicara padanya "Apa kata-katamu itu tadi tak terlalu keterlaluan ya?". "Mau bagaimana lagi. Semua yang kukatakan itu memang benar kan? Lelouch tak akan bisa menang kalau dia tak mau menerima kenyataan akan efek samping peperangan". C.C menjawabku. Memang benar, Kalau Lelouch ingin menang, dia harus bisa belajar menerima kenyataan akan efek samping perang seperti korban jiwa dan trauma perang. Kalau tidak, dia pasti akan kalah. Lelouch harus bisa menerima kenyataan, walaupun terkadang kenyataan itu pahit.
Dunia ini bukan duniaku dan kini aku ada di pihak yang biasa disebut orang jahat, teroris. Tapi akupun bingung dengan kenyataan di dunia ini. Manakah yang jahat. Brittania yang menjajah dan menguasai sepertiga dari seluruh dunia, ataukah Kuro no Kishidan dan para pejuang jepang yang ingin menghancurkan sistem 'Number' dan mengambil kembali tanah jepang. Tunggu dulu… Tujuan Lelouch berbeda. Kemarahan dan pemberontakannya dipicu oleh kematian ibunya dan juga keadaan Nunally yang sekarang. Tujuan Lelouch dan Kuro no Kishidan sama, yaitu mengalahkan Brittania, tapi dasar alasannya sangat berbeda. Lalu Suzaku juga, dia berjuang dengan caranya sendiri. Lelouch berusaha merubah Brittania dari luar, dan Suzaku berusaha mengubah Britania dari dalam. Keduanya bertarung demi melindungi apa yang mereka anggap penting dan berusaha dengan cara yang mereka anggap benar. Tak ada orang yang salah, juga tak ada yang hanya melakukan apa yang mereka anggap benar. Tergantung sudut pandang masing-masing.
TBC
Buat yang udah review hana ucapak Makasih banget ^_^
Jangan kapok kasih Review nya ya ^_^
Salam,
Kawaihana