28 Chapter 28

Yuka POV

Kesepakatan kerja sama antara Kyoto dan Kuro no kishidan telah dibuat. Kini semuanya telah kembali pulang. Aku, Lelouch dan C.C memisahkan diri dari anggota Kuro no Kishidan yang lain. Sungguh terlihat wajah penasarah dari wajah Anggota yang hadir di pertemuan tadi, tapi tak ada yang mengatakan apapun. Diantara yang lainnya, Raut wajah Kallen yang paling menyiratkan kata 'penasaran'. Di perjalanan di atas kereta aku ingat sesuatu, Lelouch kan punya janji malam ini dengan Shirley. Dari keadaannya pun sepertinya Lelouch pun tak ingat tentang janji itu. "Lelouch, bukankah kau punya janji dengan Shirley malam ini?" aku bertanya sambil mengingatkan Lelouch. "Ah… iya… aku lupa. Apakah masih sempat?" Jawab dan tanya Lelouch sambil melihat jam di handphone miliknya. "sebetulnya tak akan sempat, tapi kau tetap harus datang. Jangan lupa siapkan mentalmu juga". Kataku pada lelouch sambil melihat keluar jendela memandang hujan yang mulai turun. "Apa maksudmu?" Lelouch bertanya. "Kau mungkin sudah mempersiapkan dirimu untuk pemberontakan ini yang tentunya akan memakan nyawa, tapi untuk yang satu ini…. Mungkin kau belum mempersiapkan dirimu". Karena itu kubilang apa maksudmu?" Tanya Lelouch kini dengan nada sedikit kesal. " Nanti… kau tahu sendiri… tapi kuingatkan, semua orang yang kau bunuh demi pemberontakanmu itu juga punya keluarga"aku menjawab Lelouch kini sambil memandang matanya. Walaupun Lelouch kelihatannya agak bingung tapi aku tahu kalau dia juga sadar akan hal itu, tapi dia belum benar-benar melihat ataupun merasakannya. Bertemu keluarga dari salah satu korban pemberontakannya.

Akhirnya kami sampai. Di tengah jalan menuju Akademi aku dan C.C berpisah dengan Lelouch. Lelouch pergi ke tempat janjinya dengan Shirley sedangkan aku dan C.C kembali ke rumah Lelouch. Saat sampai di rumah Lelouch, Sayoko yang membukakan pintu sebelum aku mengetuk, nampaknya Lelouch sudah menelepon Sayoko kalau kami akan datang ke rumahnya untuk mengunjungi Nunally dan menginap. Saat kami datang, itu tepat saat jam makan malam, jadi kami ikut makan bersama Nunally. Sambil makan kami mengobrol yang kebanyakan topiknya adalah tentang Lelouch. Aku agak kasihan dengan Nunally. Dia sangat menyayangi kakaknya tapi tak tahu hal kejam apa yang kini sedang direncanakan dan dilakukan kakaknya itu.

Selesai makan malam aku mengantar Nunally ke kamarnya. Sebetulnya Nunally belum ingin kembali ke kamar, tapi aku melihat wajahnya yang agak pucat sepertinya dia kena demam lagi. Saat aku memegang keningnya untuk mengecek suhu tubuhnya ternyata benar agak hangat. Jadi aku menyarankan agar pergi ke kamat lebih awal. Aku yang mengantarkannya sedangkan C.C pergi ke kamar Lelouch. Dari raut wajah Sayoko yang super tenang saat melihat C.C pergi ke kamar Lelouch sepertinya dia sudah sangat tahu kalau kami sering bersembunyi di kamar lelouch. kalau tidak mana mungkin diizinkan memasuki kamar tuannya itu. Apalagi tuannya itu laki-laki dan kami perempuan. Yang aneh… kenapa dibiarkan ya?

Di kamar Nunally, aku membantu Nunally pindah dari kursi rodanya ke atas kasur. Aku mengatakan padanya aku akan menemaninya. Sebetulnya Nunally masih menolak untuk tidur lebih awal " Kalau belum ingin tidur, setidaknya tiduran ya, akan aku temani" kataku pada Nunally yang kini sedang tiduran dengan matanya yang tertutup seperti biasa. Akhirnya Nunally menyerah dengan syarat agar ditemani, setidaknya hingga Lelouch pulang atau dirinya tertidur. Yang manapun yang duluan. Aku sih berharap agar Nunally yang tidur duluan daripada Lelouch pulang duluan. Karena saat Lelouch pulang nanti, dia pasti akan dalam keadaan merenung.

Nunally memintaku untuk menceritakan sebuah cerita, akhirnya aku menawarkan untuk menceritakan tentang Putri Kaguya. Nunally belum pernah mendengar cerita itu, dia jadi sangat bersemangat saat kuceritakan Putri Kaguya. Tak lama setelah aku selesai bercerita, Nunally tertidur. Harapanku agar Nunally tertidur sebelum Lelouch pulang sepertinya terkabulkan. Saat aku hendak menyusul C.C ke kamar Lelouch, terdengar suara Lelouch yang sepertinya baru saja pulang. Aku berbelok dari arah ke kamar Lelouch menuju pintu depan. Bajunya basah walaupun dia membawa payung, dan wajahnya pun kelihatan agak suram. Tentunya mentalnya masih memproses tentang kenyataan yang baru saja diterimanya itu. "Lelouch sebaiknya kau cepat ganti baju. Nunally sudah tidur karena agak demam, tapi panasnya sudah turun sekarang". Kataku pada Lelouch sebelum Sayoko sempat mengatakan apapun. Lelouch hanya menjawab dengan anggukan dan melangkah menuju kamarnya dengan langkah yang kelihatannya agak berat.

Sebelum kembali ke kamar Lelouch aku memutuskan untuk memeriksa keadaan Nunally sedikit lagi, "syukurlah demamnya sudah lebih turun dari sebelumnya. Besok pagi pasti sudah tidak apa-apa". Setelah memeriksa Nunally, aku pergi ke kamar Lelouch dan mendapati Lelouch yang kini sudah mengganti bajunya itu sedang tiduran telentang di atas kasur sambil menutupi matanya dengan sebelah lengannya. "Sudah kubilang untuk mempersiapkan mentalmu, karena yang ini beda kasus dengan yang lainnya". Kataku pada Lelouch sambil memandang keadaannya yang kini menyedihkan. "Kau sudah tahu. Kau sudah tahu kalau ayahnya Shirley terbunuh karenaku" Lelouch berkata dengan nada lirih tanpa merubah posisinya. Aku tak menjawab kata-katanya tapi sepertinya Lelouch sudah menangkap apa yang ingin kukatakan kalau memang aku sudah tahu akan hal itu. Tiba-tiba Lelouch bangkit dari kasurnya lalu berkati sambil agak berteriak "Lalu kenapa tak kau beritahu!" Lelouch kini sedang kesal, sebagian kesal pada dirinya sendiri. Yang menjawab kata-kata Lelouch itu C.C "Lalu apa yang akan kau lakukan kalau aku tahu? Apa kau akan menghentikan pemberontakanmu itu? Seperti kata Yuka, Semua orang yang kau bunuh punya keluarga. Seharusnya kau sudah menyadari hal itu sejak awal" Setelah keluarnya kata-kata C.C tercipta suasana hening untuk sesaat sebelum akhirnya aku memecah keheningan itu "Lebih baik kau tidur dan persiapkan kembali mentalmu. Ini belum berakhir. Karena yang berikutnya…. Mungkin akan lebih sakit". Setelah mengatakan itu, rasa pusing yang tak asing kembali melanda kepalaku. Ini bukti kalau aku terlalu banyak bicara. "Sebaiknya kau segera menutup mulutmu sebelum kau pingsan lagi" kata C.C. Aku mengangguk lalu duduk bersandar di sofa.

"Lelouch, hatimu mungkin kini terasa sakit, Shirley mungkin lebih sakit. Tapi nanti, rasa sakit Shirley jauh diatas rasa sakit kini maupun rasa sakitnya kini. Itu karena perasaannya…." Kataku sambil menahan rasa pusing yang semakin menjadi karena aku tak bisa menutup mulutku. Semakin lama rasanya semakin sulit untuk berbicara. "Perasaan? Apa maksudmu?" Mendengar kata-kata polosnya itu, aku dan C.C saling memandang lalu pandangan kami kembali menuju Lelouch. "Dia bodoh ya.." Kata C.C padaku lalu akupun menjawabnya dengan nada lemas "Ya.. benar-benar bodoh…" Itu kata-kata teraikhir yang keluar dariku sebelum semua pandanganpu berubah menghitam.

TBC

Mohon Review nya ya ^_^

Salam,

Kawaihana
RECENTLY UPDATES